Sejak
penggunaan satelit Palapa diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 16
Agustus 1976, siaran televisi dapat menjangkau hampir seluruh masyarakat di
Indonesia. Bahkan beberapa tahun setelahnya stasiun-stasiun televisi swasta
mulai bermunculan dan membuat acara-acara di televisi semakin beraneka ragam. Banyak
masyarakat yang tertarik akan kemajuan teknologi informasi yang satu ini.
Apalagi sekarang
televisi bukanlah tergolong barang mewah. Siapapun dapat memilikinya, mulai dari golongan atas, menengah, hingga bawah sekalipun. Setiap rumah dapat dipastikan mempunyai televisi dan tidak sedikit yang lebih dari satu. Di warung tempat makan, di dalam kendaraan (bus, pesawat ataupun mobil), serta tempat-tempat umum lainnya pun sekarang difasilitasi dengan televisi sebagai tambahan pelayanan.
televisi bukanlah tergolong barang mewah. Siapapun dapat memilikinya, mulai dari golongan atas, menengah, hingga bawah sekalipun. Setiap rumah dapat dipastikan mempunyai televisi dan tidak sedikit yang lebih dari satu. Di warung tempat makan, di dalam kendaraan (bus, pesawat ataupun mobil), serta tempat-tempat umum lainnya pun sekarang difasilitasi dengan televisi sebagai tambahan pelayanan.
Memang
benar kemajuan teknologi televisi dan program-programnya membawa manfaat besar
bagi masyarakat. Manusia dapat mengetahui berita terkini dari berbagai belahan
dunia dengan waktu yang singkat hanya dengan menonton televisi. Televisi juga
selalu menghadirkan tayangan-tanyangan yang menghibur seperti kuis, film,
sinetron, komedi dan lainnya. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, peluang
pemanfaatan televisi pun mulai bergeser. Para orang tua yang mulai sibuk sendiri
karena bekerja menjadikan televisi sebagai “babysister” bagi anak-anaknya. Di akhir tahun
1990-an misalnya, banyak orang tua yang mengizinkan bayinya menonton
televisi (akibat banyaknya produk DVD yang
diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi) sehingga
pekerjaan mereka mengurus anak jadi lebih terasa mudah. Sementara, pada
penelitian yang melibatkan 1.300 anak oleh Universitas Michigan dan Montreal
menemukan dampak buruk pada anak-anak yang lebih sering nonton TV. Semakin
banyak seorang anak kecil menonton televisi, semakin besar kemungkinan
prestasinya buruk di sekolah dan kesehatannya terganggu pada usia 10 tahun,
kata para peneliti.
Tentu
saja semua dampak negatif yang diperoleh bukan sepenuhnya akibat dari menonton
televisi. Beberapa program televisi yang berkualitas terbukti dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah (misalnya: Sesame Street).
Jika anak terlalu lama berada di depan televisi apalagi tanpa pengawasan orang
tua, baru lah hal tersebut akan berdampak negatif pada perkembangan si anak.
Usia dini adalah masa
kritis untuk perkembangan otak dan pembentukan perilaku. Seorang
anak mempunyai kemampuan menangkap informasi yang mereka lihat dengan cepat.
Apabila tidak terdapat kontrol dari orang tua pada anak dalam menentukan waktu
serta memilih tayangan televisi, maka akan dengan mudah tanyangan- tayangan
tersebut mengalihkan peran orang tua dalam mengasuh serta mendidik anak.
Sehingga, watak dan kepribadian anak sebagian besar akan ditentukan oleh
televisi.
Apalagi
sekarang ini tidak sedikit acara televisi yang menghadirkan acara yang
bertemakan kekerasan ataupun hal cengeng yang tidak seharusnya ditonton
anak-anak. Tapi, mengapa anak-anak sering menonton acara seperti itu?
Jawabannya
adalah karena kurangnya bimbingan dan kurangnya perhatian orang tua pada anak. Menyerahkan
peran orang tua kepada televisi bukanlah cara yang tepat untuk mendidik anak. Anak
adalah makhluk sosial seperti halnya orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain
untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan
segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai
taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986) anak
adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang
berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, yang dibutuhkan anak bukan hanya
materi saja, mereka juga membutuhkan kasih sayang, pemeliharaan, tempat bagi
perkembangannya, dan perhatian dari orang terdekat, terutama orang tua.
Sebagai
generasi penerus dari kelangsungan hidup keluarga, masyarakat, bangsa, negara
dan agama, anak perlu dibekali dengan penghidupan dan pendidikan yang layak dan
berkualitas. Ada pun
enam fungsi orang tua dalam proses membimbing anaknya dalam sebuah hubungan
keluarga terdiri dari:
a. Fungsi sosialisasi anak
Sosialisasi
adalah suatu proses yang dialami oleh individu untuk dapat belajar berinteraksi
dengan sesamanya, keluarga dan masyarakat, menurut sistem nilai, norma-norma
dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Maka, orang tua harus
memperkenalkan pola tingkah laku, sikap, dan nilai-nilai yang terkandung dalam
masyarakat lebih dulu dalam lingkup keluarga agar nantinya mudah menyesuaikan
diri dengan masyarakat.
b. Fungsi afeksi
Salah
satu kebutuhan manusia ialah cinta dan kasih sayang, begitu juga pada anak.
Kasih sayang akan menumbuhakan sikap yang halus dan penuh pengertian. Banyak
fakta yang menunjukkan bahwa anak yang selalu serius disebabkan karena
kurangnya kasih sayang dari orang tua.
c. Fungsi edukatif
Kehidupan
keluarga sehari-hari pada saat-saat tertentu beralih menjadi suatu situasi
pendidikan yang dihayati oleh anak-anaknya. Dalam lingkungan keluarga anak
dididik dari mulai belajar berjalan, sikapnya, perilaku keagamaannya, dan
pengetahuan serta kemampuan lainnya.
d. Fungsi religius
Agar
anak memiliki akhlak dan moral yang baik, orang tua lah yang menjadi jembatan
sebagai penyalur awal dalam ilmu keagamaan. Mulai dari sikap maupun pengetahuan
yang luas akan membantunya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi rekreatif
Hal
ini ditujukan agar anak dapat merasakan suasana gembira dalam lingkungan.
Interaksi langsung antara orang tua dan anak dalam kebersamaan menikmati
suasana akan menunjanag suatu hubungan yang erat dan kepercayaan anak meningkat
kepada orang tua.
f. Fungsi protektif
Selain
untuk mendapatkan rasa keterjaminan dan keterlindungan hidupnya, anak akan
mendapat perlindungan dari segala ancaman yang berbau negatif. Sehingga anak
lebih merasa nyaman dan tenang jika ada orang lain yang mampu menjaganya.
Perhatian dan
kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai apa
yang diinginkan. Orang tua merupakan pemberi motivasi terbesar bagi anak.
Kedekatan antara orang tua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat
penting dalam setiap aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu, kualitas dan
kuantitas pertemuan antar anggota keluarga perlu ditingkatkan dengan tujuan
untuk membangun keutuhan hubungan orangtua dan anak. Hindarkan anak pada
televisi sebisa mungkin, masih ada hal-hal menarik di luar sana yang baik bagi
masa perkembangan anak karena pada dasarnya televisi hanya dimanfaatkan sebagai
media komunikasi, informasi, serta hiburan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar