Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein

Beranda

Rabu, 25 Desember 2013

Sinopsis Psikologi Perkembangan (Desmita)

Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
Menurut Mussen, Conger, dan Kagan (1969), dewasa ini psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan peruhan-perubahan. Oleh sebab itu adapun tujuan psikologi perkembangan meliputi:


  1. Memberikan, mengukur dan menerangkanperubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri- ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
  2. Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu. 
  3.  Mempelajari tingakah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda. 
  4. Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
Mempelajari psikologi perkembangan akan sangat berguna, terutama bagi orang tua dan guru. Sehingga mereka dapat memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak. Lebih dari itu,pengetahuan mengenai psikologi perkembangan akan dapat menimbulkan kesadaran terhadap diri sendiri, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik.
Sifat dasat manusia menurut para ahli terbagi menjadi 3 pandangan, yaitu: pandangan mekanistik (pandangan yang menunjukkan adanya suatu gejala tertentu atau faktor penentu dalam tingkah laku yang menimbulakan suatu jawaban atau reaksi yang dapat diduga lebih dulu), pandangan organismik (manusia bersifat aktif, keutuhan yang terorganisasi dan selalu berubah dari satu arah ke arah tertentu, bukan perubahan yang bersifat acak), dan pandangan kontektual / person-in-context (manusia hanya dapat dipahami dalam konteksnya, tidak independen melainkan merupakan bagian dari lingkungannya).
Dalam memahami perkembangan manusia kita memerlukan teori dan juga metode. Teori dapat membantu kita memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang bagaimana kita berkembang serta bagaimana kita berperilaku. Menurut Miller (1993) peranan penting tersebut yaitu:
  1. Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan. 
  2.  Memberikan pedomana dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa teori perkembangan.
  1. 1Teori Psikodinamik, kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang umumnya terjadii selama masa kanak-kanak dini.
  2. Teori Kognitif, kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak.
  3. Teori Kontekstual, memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kultural dan historis dimana interaksi tersebut terjadi.
  4. Teori Behavior  dan Belajar Sosial, perkembangan merupakan perilaku yang dapat diamati dan dipejari melalui pengalaman dan lingkungan.

A.        Perkembangan Masa Prenatal dan Kelahiran
Merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat. Terjadi ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Terbagi atas 3 tahap, yaitu, 1) tahap germinal, 2) tahap embrionik, 3) tahap janin.
Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusai pada periode-periode selanjutnya. Sifat bawaan, jenis kelamin, jumlah anak, dan posisi urutan anak adalah beberapa kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang tersebut. Sementara itu, sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya. Sebab, ibu dan janin merupakan satu unitas organik yang tunggal. Semua kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melaluiproses fisiologis yang sama. Substansi fisik ibu akan mengalir pula ke dalam jasad janinnya. Demikian pula dengan setiap gerakan yang dilakukan ibu, dapat memberikan rangsangan berupa pengalaman indera yang beraneka ragam.
Studi psikologis dan medis, telah menunjukkan beberapa kondisi yang menimbulkan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir. Diantaranya ialah jenis kelahiran, pengobatan ibu, lingkungan pra lahir, jangka waktu periode kehamilan, perawatan pasca lahir, dan juga sikap orang tua. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut berpartisipasi dalam persalinan anak. Sebab, kehadirannya dapat memberikan dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu saat melahirkan bayi.

B.      Perkembangan Masa Bayi
Selama dua tahun pertama kehidupan bayi, perkembangan fisiknya berlangsung sangat ekstensif. Pada awal kelahirannya mereka memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun ke dua, pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari dan memanjat, pertumbuhannya justru berlangsung cepat. Sedangkan untuk berat otak bayi baru mencapai sekitar 25% dari berat otak dewasanya.
Diyakini bahwa bayi telah mampu mengorganisir lingkungannya secara tiga dimensi segera setelah ia dilahirkan.bahkan bayi juga telah mampu mengkoordinasikan informasi dari dua atau lebih modalitas sensori (sense modality)- suatu kategori penginderaan, seperti: pans, dingin, tekanan, sakit, penglihatan, pendengaran, dan selera. Memori bayi yang berusia 2,5 bulan telah terinci secara luar biasa. Pengalaman seorang bayi berusia 6 bulan ternyata masih dapat diingatnya hingga dua tahun kemudian.  Di antara bulan ke 18-24 mereka sudah mampu mengucapkan pernyataan yang terdiri dari dua kata. Serta dengan cepat memahami pentingnya mengekspresikan konsep dan peran yang akan dimainkan oleh bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Bayi mempelajari apa yang diharapkan dari orang-orang yang penting dalam hidupnya. Mereka mengembangkan suatu perasaan mengenai siapa atau makanan apa yang mereka senangi. Emosi, temperamen, dan attachment (keterikatan) merupakan hal penting yang berkaitan dengan perkembangan psikososial pada masa mereka.

C.        Perkembangan Masa Anak-anak Awal
Masa ini berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun dan sering juga disebut masa prasekolah. Pada masa ini pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual, pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak beratambah 2,5 inchi dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Diumurnya yang ke 2 tahun ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya menjadi sekitar 90% otak orang dewasa.
Seiring dengan meningkatnya kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan, maka dunia kognitif anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif.imajinasi anak-anak prasekolah terus bekerja dan daya serap mentalnya tentang dunia  makin meningkat. Peningkatan pengertian anak tentang orang, benda, dan situasi baru diasosiasikan dengan arti-arti yang telah  dipelajari selama masa bayi.
Aspek penting perkembangan psikososial yang terjadi pada masa awal anak-anak, diantaranya permainan, hubungan dengan orang lain, dan  perkembangan moral. Melalui permainan memungkinkan anak pengembangkan kompetensi  dan keterampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan, meningkatkan perkembangan sosial anak, dan belajar mengatasi kegelisahan ataupun konflik batin. Ditambah dengan kasih sayang dari orang tua dan hubungan baik dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan pribadi anak. Terakhir, perkembangan moral. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral. Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang hal mana yang baik dan buruk.

D.        Perkembangan Masa Pertengahandan Akhir Anak-anak
Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Tinggi anak akan bertambah sekitar 5-6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Mereka juga sudah mulai bisa memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan instrumen musik tertentu.
Kalau pada masa sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah dasar ini daya pikir anak berkembang ke arah konkrit, rasional, dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehinggan anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
Secara psikososial perkembangannya mengalami sejumlah perubahan-perubahan yang cepat dan menyiapkan diri untuk memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Mereka mempelajari mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan berbagai keterampilan praktis. Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus memainkan peranan penting. Sekolah dan relasi para guru menjadi aspek kehidupan anak yang semakin terstruktur.

E.         Perkembangan Masa Remaja
Remaja menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Masa remaja dapat dibagi ata masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. Perubahan fisik remaja tidak hanya meliputi tinggi dan berat badan namun juga ada perubahan dalam proporsi tubuh dan perubahan pubertas.
Pada periode ini proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Sehingga mereka memiliki kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. Serta mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topik-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan.
Secara psikososial orang tua menjadi suber penting yang mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan-tujuan masa depan. Sedangkan teman sebaya, remaja belajar tentang hubungan-hubungan sosial di luar keluarga. Mereka berbicara tentang pengalaman dan minat yang lebih bersifat pribadi seperti masalah pacaran dan pandangan tentang seksualitas. Mereka percaya bahwa teman sebaya akan memahami perasaan mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.

F.         Perkembangan Masa Dewasa dan Tua
Pada umumnya psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa sampai usia 40 atau 45 tahun, dan pertengahan masa dewasa antara usia 40-45 sampai sekitar usia 65 tahun, serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung sekitar usia 65 tahun sampai meninggal.
Perkembangan fisiknya, mulai dari kesehatan badan pada usia 28-25 tahun memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka sangat cepat, reproduktif berada di tingkat paling tinggi. Di umur 40 tahun barulah terdapat perubahan penting yang terjadi pada masa dewasa awal ini yaitu menurunnya kekuatan fisik dan psikologis. Di masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan fisik semakin terlihat sebagai akibat dari psoses penuaan.
Untuk kemampuan kognitif terus terjadi perkembangan selama masa dewasa akan tetapi tidak semua mengarah pada peningkatan potensi terjadi terutama pada masa dewasa akhir. Kemrosotan memori juga terjadi, bukan dikarenakan faktor umur melainkan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit kekacauan otak atau karna kecemasan dan depresi.
Selama masa dewasa dunia sosial dan personal dari individu menjadi luas dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa dan tua ini ditandai dengan 3 gejala penting yaitu keintiman, generatif (kekhawatiran yang mendalam), dan integritas (merasa hidupnya tidak berarti dan ketakutan akan kematian).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar