Psikologi
perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis
perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses
yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan
dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang
rentang hidupnya (life-span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga
menjelang mati.
Menurut
Mussen, Conger, dan Kagan (1969), dewasa ini psikologi perkembangan lebih
menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-sebab yang melandasi
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga menimbulkan
peruhan-perubahan. Oleh sebab itu adapun tujuan psikologi perkembangan
meliputi:
- Memberikan, mengukur dan menerangkanperubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri- ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
- Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
- Mempelajari tingakah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
- Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
Mempelajari
psikologi perkembangan akan sangat berguna, terutama bagi orang tua dan guru.
Sehingga mereka dapat memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat sesuai
dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak. Lebih dari
itu,pengetahuan mengenai psikologi perkembangan akan dapat menimbulkan
kesadaran terhadap diri sendiri, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas
perkembangan dengan baik.
Sifat dasat
manusia menurut para ahli terbagi menjadi 3 pandangan, yaitu: pandangan
mekanistik (pandangan yang menunjukkan adanya suatu gejala tertentu atau faktor
penentu dalam tingkah laku yang menimbulakan suatu jawaban atau reaksi yang
dapat diduga lebih dulu), pandangan organismik (manusia bersifat aktif, keutuhan
yang terorganisasi dan selalu berubah dari satu arah ke arah tertentu, bukan
perubahan yang bersifat acak), dan pandangan kontektual / person-in-context (manusia hanya dapat dipahami dalam konteksnya,
tidak independen melainkan merupakan bagian dari lingkungannya).
Dalam memahami
perkembangan manusia kita memerlukan teori dan juga metode. Teori dapat
membantu kita memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang bagaimana kita
berkembang serta bagaimana kita berperilaku. Menurut Miller (1993) peranan
penting tersebut yaitu:
- Mengorganisir dan memberi makna terhadap fakta-fakta atau gejala-gejala perkembangan.
- Memberikan pedomana dalam melakukan penelitian dan menghasilkan informasi baru.
Berikut ini
akan diuraikan secara singkat beberapa teori perkembangan.
- 1Teori Psikodinamik, kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang umumnya terjadii selama masa kanak-kanak dini.
- Teori Kognitif, kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak.
- Teori Kontekstual, memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbal balik antara anak dan konteks perkembangan sistem fisik, sosial, kultural dan historis dimana interaksi tersebut terjadi.
- Teori Behavior dan Belajar Sosial, perkembangan merupakan perilaku yang dapat diamati dan dipejari melalui pengalaman dan lingkungan.
A.
Perkembangan
Masa Prenatal dan Kelahiran
Merupakan periode perkembangan
manusia yang paling singkat. Terjadi ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Terbagi atas 3 tahap,
yaitu, 1) tahap germinal, 2) tahap embrionik, 3) tahap janin.
Pembuahan sel telur wanita oleh sel
sperma laki-laki dianggap sebagai salah satu masa yang sangat penting dan
menentukan perkembangan manusai pada periode-periode selanjutnya. Sifat bawaan,
jenis kelamin, jumlah anak, dan posisi urutan anak adalah beberapa kondisi
penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa
datang tersebut. Sementara itu, sebagian besar proses pertumbuhan janin sangat
bergantung pada kondisi internal ibu, baik kondisi fisik maupun psikisnya.
Sebab, ibu dan janin merupakan satu unitas organik yang tunggal. Semua
kebutuhan ibu dan janin dipenuhi melaluiproses fisiologis yang sama. Substansi
fisik ibu akan mengalir pula ke dalam jasad janinnya. Demikian pula dengan
setiap gerakan yang dilakukan ibu, dapat memberikan rangsangan berupa
pengalaman indera yang beraneka ragam.
Studi psikologis dan medis, telah
menunjukkan beberapa kondisi yang menimbulkan pengaruh kelahiran terhadap
perkembangan pascalahir. Diantaranya ialah jenis kelahiran, pengobatan ibu,
lingkungan pra lahir, jangka waktu periode kehamilan, perawatan pasca lahir,
dan juga sikap orang tua. Demikian pentingnya kondisi atau sikap ibu terhadap
penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut
berpartisipasi dalam persalinan anak. Sebab, kehadirannya dapat memberikan
dukungan dan kekuatan emosional bagi ibu saat melahirkan bayi.
B. Perkembangan Masa Bayi
Selama dua tahun pertama kehidupan
bayi, perkembangan fisiknya berlangsung sangat ekstensif. Pada awal
kelahirannya mereka memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang
terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi-bayi dapat duduk, berdiri,
membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Kemudian, selama tahun ke dua,
pertumbuhan fisiknya melambat, tetapi pada kegiatan-kegiatan seperti berlari
dan memanjat, pertumbuhannya justru berlangsung cepat. Sedangkan untuk berat
otak bayi baru mencapai sekitar 25% dari berat otak dewasanya.
Diyakini bahwa bayi telah mampu
mengorganisir lingkungannya secara tiga dimensi segera setelah ia
dilahirkan.bahkan bayi juga telah mampu mengkoordinasikan informasi dari dua
atau lebih modalitas sensori (sense
modality)- suatu kategori penginderaan, seperti: pans, dingin, tekanan,
sakit, penglihatan, pendengaran, dan selera. Memori bayi yang berusia 2,5 bulan
telah terinci secara luar biasa. Pengalaman seorang bayi berusia 6 bulan
ternyata masih dapat diingatnya hingga dua tahun kemudian. Di antara bulan ke 18-24 mereka sudah mampu
mengucapkan pernyataan yang terdiri dari dua kata. Serta dengan cepat memahami
pentingnya mengekspresikan konsep dan peran yang akan dimainkan oleh bahasa
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Bayi mempelajari apa yang diharapkan
dari orang-orang yang penting dalam hidupnya. Mereka mengembangkan suatu perasaan
mengenai siapa atau makanan apa yang mereka senangi. Emosi, temperamen, dan attachment (keterikatan) merupakan hal
penting yang berkaitan dengan perkembangan psikososial pada masa mereka.
C.
Perkembangan
Masa Anak-anak Awal
Masa ini berlangsung dari umur 2
tahun sampai 6 tahun dan sering juga disebut masa prasekolah. Pada masa ini
pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan
selama masa bayi. Kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual,
pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Selama masa anak-anak awal, tinggi
rata-rata anak beratambah 2,5 inchi dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5
kg setiap tahunnya. Diumurnya yang ke 2 tahun ukuran otaknya rata-rata 75% dari
otak orang dewasa dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya menjadi sekitar 90% otak
orang dewasa.
Seiring dengan meningkatnya
kemampuan anak untuk mengeksplorasi lingkungan, maka dunia kognitif anak
berkembang pesat, makin kreatif, bebas, dan imajinatif.imajinasi anak-anak
prasekolah terus bekerja dan daya serap mentalnya tentang dunia makin meningkat. Peningkatan pengertian anak
tentang orang, benda, dan situasi baru diasosiasikan dengan arti-arti yang
telah dipelajari selama masa bayi.
Aspek penting perkembangan
psikososial yang terjadi pada masa awal anak-anak, diantaranya permainan,
hubungan dengan orang lain, dan
perkembangan moral. Melalui permainan memungkinkan anak pengembangkan
kompetensi dan keterampilan yang diperlukannya
dengan cara yang menyenangkan, meningkatkan perkembangan sosial anak, dan
belajar mengatasi kegelisahan ataupun konflik batin. Ditambah dengan kasih
sayang dari orang tua dan hubungan baik dengan teman sebaya memiliki arti yang
sangat penting bagi perkembangan pribadi anak. Terakhir, perkembangan moral.
Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral. Tetapi dalam dirinya terdapat
potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya
berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang hal mana yang
baik dan buruk.
D.
Perkembangan
Masa Pertengahandan Akhir Anak-anak
Periode ini berlangsung dari usia 6
tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Tinggi anak
akan bertambah sekitar 5-6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun.
Mereka juga sudah mulai bisa memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk menghasilkan karya kerajinan yang
bermutu bagus atau memainkan instrumen musik tertentu.
Kalau pada masa sebelumnya daya
pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah
dasar ini daya pikir anak berkembang ke arah konkrit, rasional, dan objektif.
Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehinggan anak benar-benar berada dalam
suatu stadium belajar.
Secara psikososial perkembangannya
mengalami sejumlah perubahan-perubahan yang cepat dan menyiapkan diri untuk
memasuki masa remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Mereka mempelajari
mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia dan berbagai keterampilan
praktis. Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus memainkan peranan
penting. Sekolah dan relasi para guru menjadi aspek kehidupan anak yang semakin
terstruktur.
E.
Perkembangan
Masa Remaja
Remaja menunjukkan suatu tahap
perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh
perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Masa
remaja dapat dibagi ata masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan
(15-18 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Tanda-tanda perubahan fisik dari
masa remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini, kematangan
organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Pertumbuhan
cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki.
Perubahan fisik remaja tidak hanya meliputi tinggi dan berat badan namun juga
ada perubahan dalam proporsi tubuh dan perubahan pubertas.
Pada periode ini proses pertumbuhan
otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi
berkembang dengan cepat. Sehingga mereka memiliki kemampuan merumuskan
perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. Serta mampu membuat
pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topik-topik abstrak tentang
manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan.
Secara psikososial orang tua menjadi
suber penting yang mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan
tujuan-tujuan masa depan. Sedangkan teman sebaya, remaja belajar tentang
hubungan-hubungan sosial di luar keluarga. Mereka berbicara tentang pengalaman
dan minat yang lebih bersifat pribadi seperti masalah pacaran dan pandangan
tentang seksualitas. Mereka percaya bahwa teman sebaya akan memahami perasaan
mereka dengan lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa.
F.
Perkembangan
Masa Dewasa dan Tua
Pada umumnya psikolog menetapkan
sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa sampai usia 40 atau 45 tahun,
dan pertengahan masa dewasa antara usia 40-45 sampai sekitar usia 65 tahun,
serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung sekitar usia 65 tahun sampai
meninggal.
Perkembangan fisiknya, mulai dari
kesehatan badan pada usia 28-25 tahun memiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak reflek mereka sangat cepat, reproduktif berada di tingkat paling
tinggi. Di umur 40 tahun barulah terdapat perubahan penting yang terjadi pada
masa dewasa awal ini yaitu menurunnya kekuatan fisik dan psikologis. Di masa
tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan fisik semakin terlihat sebagai
akibat dari psoses penuaan.
Untuk kemampuan kognitif terus
terjadi perkembangan selama masa dewasa akan tetapi tidak semua mengarah pada
peningkatan potensi terjadi terutama pada masa dewasa akhir. Kemrosotan memori
juga terjadi, bukan dikarenakan faktor umur melainkan disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti penyakit kekacauan otak atau karna kecemasan dan depresi.
Selama masa dewasa dunia sosial dan
personal dari individu menjadi luas dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan
keluarga dan pekerjaan. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa
dewasa dan tua ini ditandai dengan 3 gejala penting yaitu keintiman, generatif
(kekhawatiran yang mendalam), dan integritas (merasa hidupnya tidak berarti dan
ketakutan akan kematian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar