Assalamualaikum
wr. wb.
Kepada Ibu Suminingsih yang saya hormati serta
teman-teman yang saya banggakan dan saya cintai.
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang
Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua
sehingga kita dapat berkumpul di sini untuk menghadiri acara peringatan Hari Pendidikan
Nasional (HARDIKNAS) yang tepatnya diperingati setiap pada tanggal 2 Mei.
Hadirin
yang berbahagia,
Perlu diingat
bahwa kita sekarang sudah sampai pada masa pendidikan yang sejahtera. Ya,
sejahtera, merdeka. Tentu saja yang saya
maksud itu jika dibandingkan dengan zaman yang dulu. Beberapa diantaranya yaitu
sebelum munculnya tokoh pendidikan bangsa Indonesia, pada saat itu orang-orang
yang bisa bersekolah hanyalah para anak bangsawan dan priyayi saja. Rakyat
jelata tentu tidak bisa sekolah. Coba bayangkan jika kalian hidup pada jaman itu?
Bisa dipastikan hanya segelintir orang atau bahkan tidak ada yang bersekolah.
Maka dari itu, sebagai wujud usaha mensejahterakan rakyat Indonesia secara
menyeluruh, muncullah seorang tokoh Guru bangsa yang senantiasa memberikan
sumbang sih yang sangat besar bagi Pendidikan Indonesia. Beliau adalah Kihajar
Dewantara, orang yang memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman Siswa. Sampai
saat ini pun beliau masih dikenang, menjadi motivasi, inspirasi dan taulan bagi para guru dan pelajar pada umumnya.
Di sisi lain, untuk periode sekarang, misalnya saja
sekitar tahun 2005. Sempat terdengar kabar bahwa dalam sistem pendidikan,
pemerintah akan membagi jalur pendidikan menjadi dua jalur besar, yaitu jalur
formal standar dan jalur formal mandiri. Pembagian jalur ini berdasarkan
perbedaan kemampuan akademik dan finansial siswa. Jalur formal mandiri
diperuntukkan bagi siswa yang mapan secara akademik maupun finansial. Sedangkan
jalur formal standar diperuntukkan bagi siswa yang secara finansial bisa dikatakan
kurang bahkan tidak mampu.
Dengan kata lain jalur formal mandiri adalah jalur
bagi siswa kaya sedangkan jalur formal standar adalah jalur bagi siswa miskin.
Konyol memang. Saya sampai tidak habis piker, bisa-bisanya pendidikan
dikotak-kotakkan berdasarkan tingkat fianansial dari peserta didik. Dalam hal
ini, pemerintah berdalih bahwa pada jalur formal mandiri akan disediakan
beasiswa bagi siswa yang kurang mampu miskin agar dapat menuntut ilmu pada
jalur ini. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah “Berapa banyak sich beasiswa
yang disediakan?”.
Pemerintah sendiri menyatakan bahwa setidaknya akan
ada lima persen siswa miskin yang bersekolah di setiap sekolah yang
menyelenggarakan jalur formal mandiri. Menurut saya, hal ini juga merupakan
salah satu bentuk kebodohan yang lain. Coba saja kita bayangkan, seandainya ada
seorang siswa miskin yang memperoleh beasiswa untuk bersekolah di jalur formal
mandiri yang notabene tempat sekolahnya siswa kaya. Bukankah kondisi seperti
ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi minder dan rendah diri. Ketika
teman-temannya selalu mengenakan seragam yang bersih dan tersetrika dengan rapi
dengan menggunakan pelembut dan pewangi pakaian sedangakan siswa miskin ini
hanya mampu mengenakan seragam bekas alias hibahan dari tetangganya, bukankah
kondisi seperti ini malah menjadikan siswa miskin ini menjadi objek tontonan
bagi siswa-siswa kaya?
Jadi apakah pembagian jalur pendidikan ini merupakan
salah satu misi pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa?
Menurut saya, pendidikan lah satu-satunya jalan bagi
bangsa kita dalam mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain. Saya cukup salut
dengan pemerintah Kamboja dan Thailand yang mulai berbenah diri dengan berfokus
pada pendidikan warga negaranya. Kedua negara ini mulai merintis pendidikan
gratis bagi warganya. Pemerintah Kamboja sendiri mulai mengalihkan sembilan
belas persen dari total anggarannya yang biasanya digunakan sebagai angaran
militer untuk mendukung pengembangan pendidikan.
Hadirin yang saya hormati,
Walaupun pemerintah di negara kita baru melaksanakan
program wajib belajar 9 tahun secara lancar di tahun 2010, tentu itu bukan alas
an bagi kita untuk bersikap semakin menyepelekan pendidikan dan menirukan
tindakan pemerintah. Harusnya kita semakin bersemangat untuk lebih memajukan
kualitas pendidikan di Negara Indonesia kita tercinta ini. Tanamkan jiwa
patriot dan nasionalisme kalian! Semangat untuk semakin maju! Dan semangat
untuk menghadapi UN! Saya percaya Anda semua kelak akan menjadi juara di masa
mendatang. Amin.
Sekiranya cukup itu saja yang dapat saya sampaikan,
mohon maaf apabila ada salah kata. Terimakasih atas perhatiannya dan tetap
semangat!
Wassalamualaikum wr.wb.
Kadang Pintar: The Online Casino of India with
BalasHapusKadang Pintar, the online casino that brings you the 제왕카지노 best casino games 온카지노 and slots 1xbet korean from South Africa.